Search This Blog

Tuesday, 15 August 2023

Kesiapan Karir Lulusan Sekolah Menengah


 Hari ini, saya kepikiran tentang bagaimana Sekolah Menengah Atas atau Sekolah Menengah Kejuruan yang mampu menghasilkan lulusan siap kerja. Siap kerja disini bukan untuk posisi penting ya, tapi tentang kesiapan mental anak-ank tersebut untuk tidak putus asa, bermental baja, dan siap tempur aja. Tidak melibatkan histori kesulitan di dalam keluarga menjadi kisah memilukan tapi malah menjadikannya sebuah anugrah. 

Sebenarnya saya ingin tahu, pendapat para reader yang melihat banyaknya lulusan sekolah menengah atas dan menengah kejuruan, yang tidak memiliki skill dan kemampuan mental seperti yang saya ceritakan sebelumnya. Karena jujur, persentase siswa yang mampu melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi tidak banyak, dan jumlah ini juga bukan berarti mereka tidak berarti dan tidak bisa sukses kan. 

Sebenarnya, penting bagi anak-anak sekolah untuk tidak hanya fokus pada lulus sekolah, tetapi juga mengembangkan berbagai keterampilan selama proses pembelajaran. Keterampilan seperti kemampuan berkomunikasi, pemecahan masalah, kerja tim, dan kreativitas juga sangat penting di dunia kerja dan kehidupan sehari-hari. Jadi, memiliki keterampilan selain lulus sekolah dapat membantu mereka lebih siap menghadapi tantangan di masa depan. 

Beberapa sekolah mungkin fokus lebih pada pemberian pengetahuan akademis daripada pengembangan keterampilan praktis. Namun, ada banyak cara untuk mengembangkan keterampilan di luar lingkungan sekolah, seperti melalui kegiatan ekstrakurikuler, kursus online, atau belajar mandiri. Jika seseorang tidak merasa keterampilannya cukup berkembang di sekolah, mereka dapat mencari peluang lain untuk belajar dan berkembang sesuai minat mereka.

Tentu, banyak orangtua mengharapkan agar sekolah memberikan pendidikan yang baik dan juga membantu mengembangkan keterampilan anak mereka. Namun, peran orangtua juga penting dalam mengenalkan anak-anak pada berbagai peluang pengembangan di luar sekolah, seperti kegiatan ekstrakurikuler, kursus tambahan, atau pengalaman praktis. Mengajarkan anak-anak untuk mandiri dalam belajar dan mengembangkan keterampilan dapat memberikan mereka keuntungan di masa depan.

Memberikan kepercayaan penuh kepada sekolah adalah hal yang penting, tetapi juga penting bagi orangtua untuk tetap terlibat dalam pendidikan anak. Orangtua dapat berperan sebagai pendukung dalam mengembangkan keterampilan di luar lingkungan sekolah, membantu anak menemukan minat mereka, dan memberikan motivasi untuk belajar lebih banyak. Kerjasama antara sekolah dan orangtua dapat memberikan pengalaman pendidikan yang lebih kaya dan seimbang bagi anak.

Pembenahan yang penting bagi sekolah termasuk mengintegrasikan lebih banyak keterampilan praktis ke dalam kurikulum, memberikan peluang untuk eksplorasi minat individu melalui program ekstrakurikuler yang beragam, dan melibatkan siswa dalam proyek-proyek yang mendorong kreativitas dan pemecahan masalah. Mendorong pendidikan yang lebih holistik, termasuk aspek akademis dan non-akademis, dapat membantu siswa lebih siap menghadapi dunia nyata setelah lulus sekolah. Selain itu, peningkatan pelatihan bagi para guru dalam mengembangkan keterampilan pembelajaran yang beragam juga dapat berdampak positif pada pengalaman belajar siswa.

Tentu, berikut beberapa contoh pembenahan yang sekolah dapat pertimbangkan:

1. **Kurikulum yang Beragam:** Mengintegrasikan mata pelajaran yang mengajarkan keterampilan praktis seperti keuangan pribadi, komunikasi efektif, pemecahan masalah, dan keterampilan digital.

2. **Program Ekstrakurikuler:** Menawarkan berbagai program ekstrakurikuler yang mencakup seni, olahraga, teknologi, kewirausahaan, dan beragam minat lainnya, agar siswa dapat mengeksplorasi potensi mereka di luar kelas.

3. **Proyek Kolaboratif:** Mengadakan proyek-proyek yang mendorong siswa untuk bekerja sama, berkolaborasi, dan mengatasi tantangan nyata dalam kelompok atau tim.

4. **Mentor dan Bimbingan Karir:** Menyediakan bimbingan karir untuk membantu siswa mengenali minat dan bakat mereka, serta memberikan informasi tentang berbagai jalur karir.

5. **Penggunaan Teknologi:** Memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran, seperti platform daring, simulasi interaktif, dan alat pembelajaran berbasis teknologi untuk menarik minat siswa.

6. **Pengembangan Keterampilan Guru:** Memberikan pelatihan kepada guru untuk mengajar dengan metode yang lebih beragam, menghadirkan pengalaman belajar yang lebih interaktif dan praktis bagi siswa.

7. **Penilaian Formatif:** Menggunakan pendekatan penilaian yang membantu siswa memahami perkembangan mereka dan memberikan umpan balik konstruktif untuk pertumbuhan mereka.

Penting untuk diingat bahwa setiap sekolah memiliki situasi dan kebutuhan yang berbeda. Pembenahan-pembenahan ini dapat disesuaikan sesuai dengan konteks dan tujuan pendidikan sekolah tersebut.

Secara sederhananya, sekolah bisa melakukan beberapa tindakan berikut ini:

1. **Pelatihan Keterampilan Praktis:** Menyelenggarakan workshop singkat mengenai keuangan pribadi, dasar-dasar memasak, atau keterampilan taman yang bermanfaat sehari-hari.

2. **Kelas Pengembangan Soft Skill:** Menyelenggarakan kelas tentang komunikasi efektif, manajemen waktu, atau kerja tim untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan interpersonal.

3. **Pekan Eksplorasi Karir:** Mengundang profesional dari berbagai bidang untuk berbicara tentang pekerjaan mereka dan memberikan wawasan tentang pilihan karir yang mungkin.

4. **Proyek Kreatif:** Memberi tugas di mana siswa harus merancang solusi kreatif untuk masalah tertentu, mendorong mereka berpikir kritis dan kreatif.

5. **Program Magang:** Menjalin kerja sama dengan perusahaan lokal untuk memberi siswa pengalaman magang dan pandangan langsung tentang dunia kerja.

6. **Aktivitas Outdoors:** Mengadakan kegiatan luar ruangan seperti petualangan alam atau kerja bakti untuk mengajarkan kerja tim dan keterampilan tanggung jawab.

7. **Kelas Kewirausahaan:** Mengajarkan dasar-dasar kewirausahaan dan memberi siswa peluang untuk merancang proyek bisnis sederhana.

8. **Pelatihan Literasi Digital:** Mengajar siswa tentang keamanan siber, manajemen identitas online, dan etika dalam menggunakan teknologi.

9. **Kelas Seni atau Musik:** Menawarkan kelas seni atau musik untuk mengembangkan kreativitas dan ekspresi diri siswa.

Semua ini dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan praktis dan kemampuan yang lebih luas untuk menghadapi tantangan di dunia nyata setelah lulus sekolah.

Lantas, apakah jika semua usaha itu dilakukan sekolah dan dibantu dukungan orangtua dengan kegiatan di luar sekolah dapat mempermudah anak mendapatkan pekerjaan yang mereka butuhkan?

Jawabannya adalah meskipun pembenahan-pembenahan tersebut dapat membantu anak-anak mengembangkan keterampilan yang bermanfaat, keberhasilan dan kesiapan untuk dunia kerja tidak hanya bergantung pada sekolah saja. Masih ada faktor lain yang mempengaruhi kesuksesan dan kesiapan kerja setelah sekolah menengah atas, seperti minat dan motivasi pribadi, lingkungan keluarga, dukungan sosial, serta kemampuan adaptasi terhadap perubahan.

Tidak bisa dipungkiri bahwa ada beberapa m aspek yang perlu dipertimbangkan ketika kita berbicara tentang kesiapan siswa setelah lulus dalam dunia kerja, yaitu

1. Minat dan Bakat Pribadi: Kesuksesan sering kali berhubungan dengan minat dan bakat individu. Anak-anak yang mengejar bidang yang mereka sukai dan memiliki potensi dalam bidang tersebut cenderung lebih sukses.

2. Sikap dan Motivasi: Sikap positif, motivasi tinggi, dan semangat belajar yang kuat dapat membantu siswa mengatasi hambatan dan mencapai tujuan mereka.

3. Kemampuan Keterampilan Lunak: Keterampilan seperti komunikasi efektif, kerja tim, pemecahan masalah, dan adaptabilitas sangat penting dalam dunia kerja. Meskipun sekolah dapat membantu mengajarkan keterampilan ini, praktik dan pengalaman di luar sekolah juga berperan.

4. Pendidikan Lanjutan atau Pelatihan: Beberapa profesi atau pekerjaan mungkin memerlukan pendidikan lanjutan atau pelatihan khusus setelah sekolah menengah atas. Pengembangan lebih lanjut sesuai dengan karir yang diinginkan juga perlu dipertimbangkan.

5. Dukungan Keluarga dan Sosial: Lingkungan keluarga yang mendukung serta jaringan sosial yang positif dapat membantu siswa merasa didukung dalam perjalanan mereka menuju kesuksesan.

6. Lingkungan Ekonomi dan Peluang: Faktor ekonomi dan peluang yang tersedia di wilayah tempat tinggal juga dapat mempengaruhi kesempatan anak-anak untuk sukses.

Dengan demikian, sementara sekolah dapat berperan penting dalam mempersiapkan siswa, kesiapan untuk sukses dan dunia kerja juga melibatkan banyak variabel lain di luar sekolah. Ini termasuk komitmen pribadi, perkembangan keterampilan pribadi, dukungan sosial, dan kesediaan untuk terus belajar dan tumbuh seiring berjalannya waktu. 

Penting juga untuk diingat bahwa setiap individu memiliki jalur yang berbeda menuju kesuksesan. Meskipun sekolah dapat memberikan dasar penting, ada banyak faktor lain yang juga berperan. Siswa juga perlu belajar untuk mengatasi tantangan, mengembangkan etos kerja, dan terus belajar serta beradaptasi sepanjang hidup mereka. Kombinasi antara pendidikan formal, keterampilan praktis, dan kemampuan pribadi akan membantu mereka lebih siap menghadapi dunia setelah sekolah.


The Covid 19 was the most positive pandemic to the world’s

 Certainly, while the COVID-19 pandemic has brought about immense challenges, some reasons people might argue that there have been positive aspects include:

1. **Scientific Collaboration:** The pandemic prompted unprecedented global collaboration among scientists, leading to rapid vaccine development and improved research sharing.

2. **Technological Advancements:** The crisis accelerated the adoption of telemedicine, remote work, and digital solutions, driving innovation and changing how we approach various sectors.

3. **Public Health Awareness:** The pandemic highlighted the importance of personal hygiene, public health measures, and disease prevention, fostering greater awareness and adherence to health guidelines.

4. **Environmental Impact:** Lockdowns and reduced travel contributed to lower pollution levels and offered a glimpse into how reduced human activity can positively affect the environment.

5. **Resilience and Adaptation:** Individuals, communities, and businesses demonstrated resilience by adapting to new circumstances and finding innovative ways to continue functioning.

6. **Global Solidarity:** The pandemic led to increased empathy and international cooperation, with countries sharing resources, information, and aid to combat the virus.

7. **Healthcare Investment:** Governments and organizations invested in healthcare infrastructure and research, leading to potential long-term improvements in healthcare systems.

8. **Focus on Mental Health:** The pandemic brought attention to mental health issues, prompting discussions and initiatives aimed at better addressing this often overlooked aspect of well-being.

9. **Reflection on Priorities:** The crisis encouraged many to reevaluate personal and societal priorities, emphasizing the importance of family, community, and well-being.

10. **Preparedness for Future Crises:** The experience underscored the need for better preparedness for future health crises, leading to enhanced planning and response strategies.

It's important to note that while these positive aspects exist, the pandemic has also resulted in significant loss, suffering, and challenges worldwide. The impact is multifaceted and complex.

Wednesday, 9 August 2023

Argumentative Essay

Bridging the Education Gap: Addressing Disparities Between Big Cities and Rural Areas


Introduction:

Education is the cornerstone of societal development and progress, serving as a catalyst for economic growth, social mobility, and individual empowerment. However, a persistent disparity exists in educational opportunities between big cities and rural areas. This essay explores the factors contributing to the education gap, its implications, and potential strategies to bridge this divide.





Body:

1. **Resource Allocation and Infrastructure:**

   In big cities, educational institutions often benefit from better infrastructure, advanced technology, and access to a wider range of resources. Meanwhile, rural schools face challenges such as outdated facilities, lack of technology, and limited extracurricular activities. These discrepancies hinder quality education and inhibit students' holistic development.


2. **Qualified Teachers and Professional Development:**

   Big cities tend to attract qualified teachers due to better pay and professional growth opportunities. Rural areas, on the other hand, struggle to retain skilled educators due to lower salaries and limited chances for advancement. This teacher quality gap directly impacts students' learning experiences.


3. **Curriculum Disparities:**

   Urban schools often have the advantage of offering diverse curricula and specialized programs that cater to various student interests and aptitudes. In contrast, rural schools might have limited options, depriving students of exposure to various fields and potential career paths.

4. **Access to Advanced Placement and College Preparation:**

   Big cities offer more Advanced Placement (AP) courses and college preparation resources, which enhance students' readiness for higher education. Rural students might lack these opportunities, making their transition to colleges or universities more challenging.

5. **Digital Divide:**

   With the increasing integration of technology in education, the digital divide between urban and rural areas becomes more pronounced. Urban students have greater access to online resources, while their rural counterparts might lack consistent internet connectivity, hindering their access to educational materials.


Implications:

The education gap between big cities and rural areas has far-reaching consequences. It perpetuates socio-economic inequality, limiting opportunities for upward mobility for those in rural communities. This divide also hampers overall national development, as untapped talent and potential remain confined to specific regions.


Bridging the Gap:

1. **Equitable Funding:**

   Governments should ensure equitable distribution of funding to schools, regardless of their location. This would allow rural schools to improve infrastructure, attract qualified teachers, and offer diverse educational opportunities.

2. **Teacher Support and Development:**

   Initiatives should be implemented to attract and retain skilled educators in rural areas. This includes competitive salaries, professional development, and opportunities for advancement.

3. **Technology Accessibility:**

   Governments and organizations can collaborate to provide reliable internet access to rural communities, ensuring that students have equal access to online educational resources.

4. **Virtual Learning Programs:**

   Implementing virtual learning programs can allow rural students to access courses and resources not available locally, expanding their educational horizons.

5. **Collaborative Initiatives:**

   Partnerships between urban and rural schools can facilitate knowledge sharing, curriculum development, and mentorship programs, enabling students from both areas to benefit.


Conclusion:

The education gap between big cities and rural areas remains a pressing issue that demands attention and action. Addressing this disparity requires a multi-faceted approach, involving equitable resource allocation, teacher support, technology integration, and collaborative efforts. By bridging this gap, societies can harness the full potential of their diverse populations and work towards a more inclusive and prosperous future.

Poem about Star

 


Amidst the velvet night, they gleam,

A tapestry of dreams they seem.

Stars twinkle in cosmic ballet,

Guiding our thoughts far, far away.


Each one a distant cosmic light,

Painting stories in the night.

In their dance, secrets they share,

Whispered tales of the universe's flair.


Clusters, galaxies, a celestial dance,

Infinite beauty, a cosmic expanse.

With every wish upon a star,

We connect to wonders, near and far.

Tuesday, 8 August 2023

Contoh Lamaran Kerja 2

[Alamat Anda]

[Tanggal]


Kepala Sekolah

SMA 1 Kisaran

[Alamat Sekolah]


Hormat Bapak/Ibu Kepala Sekolah,


Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama: Fitri Handayani

NIK  :

Tempat & Tanggal Lahir: 


Ingin melamar pekerjaan menjadi guru di SMA 1 Kisaran. Saya senang sekali dengan kesempatan ini.

Saya punya latar belakang belajar yang baik dan pengalaman mengajar. Saya sudah lulus dari universitas dengan gelar [sebutkan gelar] dalam bidang [sebutkan bidang]. Saya juga sudah mengajar di [sebutkan nama sekolah/lembaga] selama [jumlah tahun].

Saya suka banget berinteraksi dengan siswa dan ingin membantu mereka belajar. Saya akan datang ke sekolah pada 3 hari dalam seminggu, mulai dari jam 8 pagi sampai jam 2 siang. Jadi, saya akan siap membantu mengajar di waktu itu.

Saya ingin membantu siswa-siswa di SMA 1 Kisaran menjadi pintar dan baik. Saya akan berusaha menjelaskan pelajaran dengan cara yang mudah dimengerti. Saya juga mau membantu siswa yang mungkin perlu tambahan waktu atau penjelasan.

Saya senang banget kalau bisa bergabung dengan tim guru di SMA 1 Kisaran. Saya siap belajar dan bekerja sama dengan guru-guru lain. Saya juga ingin membantu sekolah dalam membuat pelajaran yang menarik untuk siswa.

Kalau Bapak/Ibu Kepala Sekolah berkenan, saya harap bisa ketemu untuk ngobrol lebih lanjut. Saya juga bisa kasih informasi lebih lanjut tentang pengalaman saya.

Terima kasih banyak atas perhatiannya. Saya nunggu kabar baiknya.

Salam,


[ Tanda tangan]

Contoh Lamaran Kerja 1 (Profesi Guru)

 [Alamat Anda]

[Tanggal]


Kepala Sekolah

SMA 1 Kisaran

[Alamat Sekolah]


Dengan hormat,

Saya, Fitri Handayani, ingin mengajukan lamaran untuk posisi guru di SMA 1 Kisaran. Saya sangat tertarik untuk menjadi bagian dari tim pendidik di sekolah yang terhormat ini dan memberikan kontribusi positif dalam pengembangan akademik dan karakter siswa.

Saya memiliki latar belakang pendidikan yang kuat dan berbagai pengalaman dalam dunia pendidikan. Saya telah memperoleh gelar [sebutkan gelar dan bidang studi] dari [nama universitas] dan telah bekerja sebagai guru di [sebutkan nama sekolah atau lembaga pendidikan sebelumnya] selama [jumlah tahun]. Pengalaman ini telah membantu saya mengembangkan keterampilan dalam merancang dan memberikan materi pembelajaran yang menarik serta efektif.

Saya sangat antusias dalam memberikan pendidikan yang berkualitas kepada siswa. Saya percaya bahwa setiap siswa memiliki potensi yang unik, dan sebagai seorang pendidik, saya berkomitmen untuk memberikan dukungan dan bimbingan agar setiap siswa dapat mencapai prestasi terbaiknya. Saya juga menerapkan pendekatan pembelajaran yang inklusif dan interaktif, mengakomodasi berbagai gaya belajar siswa dan mendorong partisipasi aktif dalam kelas.

Saya ingin menyampaikan bahwa saya hanya tersedia selama 3 hari dalam seminggu, mulai dari pukul 8 pagi hingga 2 siang. Saya siap beradaptasi dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh sekolah demi memberikan kontribusi maksimal dalam lingkungan pendidikan. Saya percaya bahwa dengan kerjasama tim yang baik, kita dapat menciptakan suasana belajar yang inspiratif dan mendukung pertumbuhan holistik siswa.

Saya sangat tertarik dengan program-program yang dikembangkan oleh SMA 1 Kisaran dan kesempatan untuk berkontribusi dalam pengembangan kurikulum yang relevan dan inovatif. Saya juga senang dengan pendekatan sekolah terhadap pembinaan karakter siswa, yang sejalan dengan pandangan saya mengenai pendidikan yang lebih dari sekadar pencapaian akademik.

Saya sangat berharap dapat diberikan kesempatan untuk bertemu dan berbicara lebih lanjut tentang bagaimana saya dapat berkontribusi di SMA 1 Kisaran. Saya bersedia memberikan informasi lebih lanjut mengenai pengalaman saya dan memberikan referensi yang relevan.

Terima kasih atas perhatian Anda terhadap lamaran ini. Saya menantikan kesempatan untuk bergabung dengan tim pendidik di SMA 1 Kisaran dan berkontribusi dalam menciptakan lingkungan belajar yang inspiratif.


Hormat saya,


[ Tanda tangan di sini ]

Fitri Handayani

Contoh Lamaran Kerja 3 (Bahasa Inggris)

[Your Address]

[Date]


Principal

SMA 1 Kisaran

[School Address]

Dear Principal,

I am writing to express my interest in the teacher position at SMA 1 Kisaran. My name is Fitri Handayani, and I am excited about the opportunity to contribute my skills and passion for education to your esteemed school.

I hold a strong educational background and have experience in teaching. I have earned a degree in [mention your degree] from [mention university name]. In addition, I have worked as a teacher at [mention previous school or institution] for [number of years]. These experiences have equipped me with the ability to design engaging and effective lesson plans.

I am enthusiastic about providing quality education to students. I believe in recognizing the unique potential of each student and am committed to offering support and guidance to help them achieve their best. I believe in using an inclusive and interactive teaching approach, catering to diverse learning styles and encouraging active participation in the classroom.

I am available for teaching three days a week, from 8 am to 2 pm. This schedule aligns well with my availability, and I am dedicated to making the most of my time in the classroom.

I am eager to contribute to the growth and development of students at SMA 1 Kisaran. I am impressed by the school's programs and its commitment to fostering both academic excellence and character development. I am excited to collaborate with fellow educators to create an inspiring and conducive learning environment.

I would appreciate the opportunity to discuss how my skills and experience align with the needs of SMA 1 Kisaran. I am happy to provide further details about my qualifications and references upon request.

Thank you for considering my application. I am looking forward to the possibility of joining the teaching team at SMA 1 Kisaran and making a positive impact on the students' learning journey.

Sincerely,


[Your Signature]

Fitri Handayani

English Education for Early Childhood: Nurturing Young Linguistic Explorers

Introduction

In a world increasingly interconnected by technology and global communication, proficiency in English has emerged as a valuable asset. To equip children with the tools they need to thrive in this diverse and dynamic landscape, educators have recognized the significance of introducing English education at an early age. This paper delves into the importance, benefits, strategies, challenges, and outcomes of English education for early childhood learners.


Importance of Early English Education


1. Cognitive Development: The early years of a child's life are marked by rapid cognitive growth. Introducing English during this phase capitalizes on children's innate ability to absorb and process new information. The exposure to a second language enriches their cognitive toolkit, fostering enhanced problem-solving skills, critical thinking, and a heightened ability to multitask.


2. Language Acquisition: Early childhood is a golden period for language acquisition. Children are naturally wired to pick up languages through immersion, mimicking sounds, and associating words with experiences. Introducing English in this receptive stage allows for a seamless and intuitive acquisition process.


3. Cultural Awareness: English is a gateway to global communication, facilitating interaction among diverse cultures and communities. Early exposure to English not only equips children with a valuable skill but also encourages cultural sensitivity and appreciation for differences. These traits contribute to the development of well-rounded and open-minded individuals.


4. Readiness for Formal Education: As children transition to formal schooling, those with a foundational understanding of English are better equipped to grasp complex concepts and navigate academic materials. This early familiarity reduces the potential language barrier and enhances their overall learning experience.


Benefits of Early English Education


1. Enhanced Linguistic Abilities: Early English education lays the groundwork for linguistic proficiency. Children exposed to English at an early age often demonstrate advanced vocabulary, a better grasp of grammar, and improved communication skills.


2. Intercultural Competence: Learning a language is not solely about acquiring words; it's about understanding the cultural contexts in which those words are used. Early English education promotes cultural sensitivity, empathy, and a global perspective, preparing children for a diverse world.


3. Cognitive Flexibility: The mental agility required to switch between languages enhances cognitive flexibility. Bilingual children tend to excel in tasks that demand problem-solving, creative thinking, and adaptability.


4. Academic Advancement: Studies suggest that early exposure to English positively impacts academic performance across subjects. Children with strong English language skills often excel in reading, mathematics, and critical thinking.


Strategies for Effective Early English Education


1. Play-Based Learning: Play is the cornerstone of early childhood education. Incorporating English into games, songs, and interactive activities not only captures children's attention but also makes learning enjoyable and memorable.


2. Visual Aids: Visual cues, such as flashcards, pictures, and props, aid in associating English words with tangible objects. Visual aids engage multiple senses, enhancing memory retention and language comprehension.


3. Storytelling: Narrating stories in English captivates young learners' imagination and stimulates their language development. Engaging tales with relatable characters and themes foster vocabulary growth and comprehension skills.


4. Multisensory Approaches: Integrating multiple senses—visual, auditory, and tactile—enhances language learning. Incorporating gestures, actions, and physical movements with English words deepens understanding.


5. Repetition and Consistency: Repetition is key in early language acquisition. Consistently using English in daily routines and activities reinforces vocabulary and language structures.


6. Positive Reinforcement: Praising and celebrating children's efforts and achievements in English fosters a positive attitude towards language learning.





Challenges and Mitigation


1. Attention Span: Young children have limited attention spans. Break down learning into short, focused sessions and gradually increase the duration as they become accustomed to the learning routine.


2. Pronunciation: Correct pronunciation is vital for language development. Teachers should model proper pronunciation, enunciation, and intonation, while providing opportunities for children to practice.


3. Fear of Speaking: Some children may be apprehensive about speaking in a new language. Creating a supportive, non-judgmental environment where mistakes are seen as part of the learning process encourages their participation.


4. Balancing with First Language: Educators should strike a balance between introducing English and nurturing the child's first language. Both languages contribute to cognitive development and cultural identity.


Outcomes and Future Implications


Early English education sets the stage for a lifelong journey of language learning and cross-cultural understanding. Children who start learning English early often exhibit greater confidence in communication, excel academically, and adapt more readily to multicultural environments. Moreover, this foundational language proficiency opens doors to diverse career opportunities and global collaborations in the future.


Conclusion


English education for early childhood is an investment in nurturing young linguistic explorers who will shape the future. The benefits are multifaceted, encompassing cognitive development, linguistic proficiency, cultural awareness, and enhanced intercultural competence. By employing effective strategies that cater to the unique learning patterns of young children, educators can mitigate challenges and pave the way for a successful language learning journey. Ultimately, early English education equips children with the skills and perspectives they need to thrive in an interconnected world.

English Learning for Young Kids: Building Strong Language Skills

Introduction

Friday, 28 July 2023

SOFTSKILL DAN HARDSKILL


Pengertian Softskill

      Softskill adalah Ketrampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain (interpersonal skills) dan ketrampilan dalam mengatur dirinya sendiri (intrapersonal skills) yang mampu mengembangkan unjuk kerja secara maksimal.

contoh interpersonal skill :
  •           Motivation skills                : keterampilan memotivasi
  •           Leadership skills                : keterampilan untuk memimpin
  •           Negotiation skills               : keterampilan untuk bernegosiasi
  •           Presentation skills              : keterampilan untuk mempresentasikan
  •           Communication skill             : keterampilan untuk berkkomunikasi
  •           Relationship building          : keterampilan untuk membangun sebuah hubungan
  •           Public speaking skills          : keterampilan untuk berbicara di depan publik
  •           Self-marketing skills          : keterampilan untuk memasarkan


Contoh intrapersonal skill :
  •           Time management                        : kemampuan untuk mengatur waktu
  •           Stress management                     : kemampuan untuk mengatur rasa stres
  •           Change management                     : kemampuan untuk mengatur perubahan
  •           Transforming beliefs                  : kemampuan untuk merubah keyakinan
  •           Transforming character              : kemampuan untuk merubah diri
  •           Creative thinking processes         : kreatif dan berinisiatif
  •           Goal setting and life purpose       : kemampuan untuk menetapkan tujuan hidup
  •           Accelerated learning technicques : kemampuan untuk belajar dengan cepat

Kemampuan softskill, sebagai berikut : 
            •          Jujur
          Tanggung jawab
          Berlaku adil
          Kemampuan bekerja sama
          Kemampuan beradaptasi
          Kemampuan berkomunikasi
          Toleran
          Hormat terhadap sesama
          Kemampuan mengambil keputusan
          Kemampuan memecahkan masalah, dsb

Pengertian Hardskill

Hardskill Yaitu penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan ketrampilan teknis yang berhubungan dengan bidang ilmunya.

Contoh :
  •  Insinyur mesin seharusnya menguasai ilmu dan teknik  permesinan.
  • Dokter harus mumpuni bidang ilmu kedokteran.
  •  Pemain basket mempunyai ketrampilan teknik mendribbling bola, lay up, menembak ke arah ring, dsb.


Contoh softskill dan hardskill pada pemain basket :

Soft skills
          Kemampuan bekerjasama
          Mengambil inisiatif
          Keberanian mengambil keputusan
          Gigih

Hard skills (Kemampuan Teknis)
          Berlari
          Menembak
          Merebut bola
          Meloncat
          Mendribble bola

Peran softskill dan hardskill

Softskill dan Hardskill sangatlah penting dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kehidupan sehari-hari softskill dan hardskil digunakan untuk bersosialisasi dengan lingkungan setempat dan untuk mematuhi peraturan dan norma-norma yang berlaku di lingkungan tersebut. Dalam dunia kuliah, softskill dan hardskill penting bagi mahasiswa untuk memperoleh ilmu dan juga nilai yang memuaskan, hardskill dibutuhkan dalam mengerjakan tugas dan ujian yang biasa diberikan dosen kepada mahasiswa untuk mendapatkan nilai yang maksimal, sedangkan Softskill dibutuhkan mahasiswa untuk memahami dan mematuhi etika. softskill juga penting bagi mahasiswa untuk bersosialisasi dengan masyarakat baik teman sebaya, orang yang lebih tua, maupun kepada orang yang memiliki posisi yang tinggi di suatu lingkungan, dan tentunya softskill dibutuhkan bagi mahasiswa yang mencoba berwirausaha maupun memiliki pekerjaan sampingan.
Di dalam dunia kerja pun softskill dan hardskill sangat dibutuhkan, bahkan secara jelas softskill dan hardskill ditulis sebagai syarat pelamar pekerjaan. Misalkan pada beberapa bidang dibutuhkan kemampuan khusus yang didapat melalui pendidikan formal berarti itu membutuhkan kemampuan hardskill, contohnya adalah pada bagian HRD (Human Recruitment Development) dibutuhkan seorang lulusan sarjana psikologi untuk memilih dan menentukan posisi pekerja di perusahaan.

Berikut merupakan daftar softskill yang dibutuhkan di dalam dunia kerja :
          Inisiatif
          Etika/Integritas
          Berfikir kritis
          Kemauan belajar
          Komitmen
          Motivasi
          Bersemangat
          Dapat diandalkan
          Komunikasi lisan
          Kreatif
          Kemampuan analitis
          Manajemen diri
          Menyelesaikan persoalan
          Dapat meringkas
          Berkooperasi
          Fleksibel
          Mampu bekerja dalam tim
          Mandiri
          Mendengarkan
          Tangguh
          Berargumen logis
          kemampuan mengatasi stress
          Manajemen waktu

Referensi  : myunanto.staff.gunadarma.ac.id – pengertian softskill dan hardskill
                  Elearning.gunadarma

PARA PELOPOR PENYIMPANAN ENERGY (THE PIONEERS OF ENERGY STORAGE)

Penyimpanan energi yang paling dikenal adalah baterai lithium (lithium ion batteries). Saya tidak membayangkan kondisi tanpa "benda" ini di masa lalu ketika listrik komersial belum digalakkan. Benda ini lebih portable atau mudah dibawa kemanapun pengguna inginkan dan lebih murah dibandingkan teknologi penyimpanan energi lain. Pada tahap awal perkembangannya, baterai hanya digunakan untuk penerangan skala kecil seperti pada senter, lampu meja atau pada alat-alat tertentu seperti radio, jam, mainan anak. Hingga saat ini, baterai mengalami kemajuan dalam penggunaannya secara luas terutama pada laptop dan mobile phone. Kebutuhan baterai lithium meningkat seiring meningkatnya kebututhan dari dua benda tersebut. Teknologi penyimpan juga terus diperbaharui untuk dapat menyimpan energi lebih cepat selama pengecasan dan lebih tahan lama. Semua riset terdepan juga mengambil fokus pada baterai litium ini. Namun, ADAKAH DIANTARA KITA YANG INGIN MENGETAHUI SIAPAKAH PARA PIONIR-nya?

Saya mendapatkan artikel khusus mengenai pionir dari penyimpanan energi. Anda bisa melihatnya secara langsung pada: http://www.energystoragejournal.com/pioneers-of-energy-storage/ .

Dalam artikel tersebut, pernyataan diawali dengan "Penemu material katoda yang membuat baterai litium ion dapat diisi ulang dan lebih portabel" yaitu Jhon Goodenough (hehe..nama yang unik Good-Enough (cukup baik)). Di bawah ini beberapa data yang saya coba kumpulkan mengenai Jhon Goodenough.

Gambar 1. Potret diri Jhon Goodenough: Pelopor listrik portabel

HEAT TRANSFER (PERPINDAHAN PANAS)

Pada pembahasan kali ini, saya akan meminta anda mengelompokkan kondisi yang dideskripsikan menjadi tiga kelompok perpindahan panas, Konveksi, Konduksi, dan Radiasi melalui pewarnaan. Pengelompokan dilakukan dengan mewarnai kondisi konveksi sebagai warna kuning, konduksi bewarna orange, dan radiasi berwarna merah. Kegiatan ini dilakukan untuk menguji seberapa jauh pemahaman dasar dari masing-masing peserta kelas. 

Read each statement and determine if the phrase is describing heat transfer by convection, radiation, or conduction. Highligh the convection examples yellow, the conduction example orange, and the radiation example red. 


Fig.1 Convection Oven (1)


Fig. 2. A women holding a hot water bottle to keep her body warm.


Wednesday, 4 September 2019

JENIS - JENIS LOBSTER AIR TAWAR

Ada tiga spesies lobster yang bisa dikembangbiakan secara ekonomis sebagai udang hias atau udang konsumsi. Ketiga jenis tersebut berasal dari Australia, yaitu:

1. Lobster Air Tawar Capit Merah (Cherax qudricarinatus/ redclaw)

Add caption
Salah satu spesies endimik dari kelompok udang yang hidup di sungai, rawa, atau danus sekitar Queensland Australia.
Gambar 1. Lobster air tawar capit merah [1]

KACAMATA BPJS via RS. SUKAPURA

Mungkin ada beberapa reader yang sedang mencari tau tentang prosedur pembuatan kacamata yang ditanggung BPJS, berikut ini pengalaman saya.

Setelah melahirkan anak kedua, penglihatan saya menjadi lebih kabur terlebih lagi kacamata yang biasanya saya kenakan patah dibagian engsel gagangnya. Alhasil sekitar tiga bulan terakhir saya harus beradaptasi dengan kekaburan mata. Mengenai kacamata yang ditanggung BPJS, sebenarnya suami saya sudah lebih dulu mendapatkannya, dia dapat paket kacamata minus dengan monokromatik dari toko MIKEDA cabang Mall Artha Gading.
Gambar 1. Mikeda optik kerjasama BPJS

Thursday, 21 April 2016

SEPEDA BAMBU (BAMBOO BIKES)







Monday, 14 March 2016

PERIBAHASA/ PRIBAHASA (PROVERB)


Berdasarkan kesamaan budaya dan bahasa antara Indonesia dan Malaysia, maka pribahasa atau peribahasa dalam Bahasa Melayu juga memiliki kesamaan. Hal yang paling mendasari saya untuk menuliskan pribahasa disini adalah UJIAN BAHASA ku di Universiti Malaya. Biasanya aku akan  menuliskannya di buku sebagai catatan dan cara lain untuk mengingat. Namun, aku berasa jika aku menulis dibuku mungkin hanya aku saja yang boleh mengingatnya, setelah buku hilang maka aku tidak bisa menemukannya lagi, Disni aku bisa leluasa membuka ulang atau sekedar membantu orang lain ketika mencari pribahasa.

Baiklah, berikut ini beberapa pribahasa yang saya rasa patut untuk dituliskan dan disusun berdasarkan abzad sehingga anda mudah untuk mencari peribahasa yang dimaksudkan:

“Air dicincang takkan putus”
Maksud: Perbalahan atau pergaduhan sesama saudara-mara/ adik beradik tidak akan berpanjangan karena akhirnya mereka akan berbaik-baik semula.

“Ajak-ajak ayam”
Maksud: Ajaran atau pelawaan yang tidak bersungguh-sungguh.
“Alim bagai katak tepi air”
Maksud: Orang yang kaya ilmu tetapi tidak mendapat faedah daripada ilmunya.

“Anak di riba diletakkan, kera di hutan disusui”
Maksud: Hal sendiri terabai kerana menguruskan hal orang lain.

“Bagaimana hari tak hujan, katak betung dalam telaga berteriak selalu”
Maksud: Orang yang selalu pergi ke rumah seseorang dengan tidak berketika dan dengan maksud yang tersembunyi.